Menurut data yang dipaparkan oleh KPKN Kemenkes, kanker serviks ada di posisi kedua sebagai penyakit ganas yang paling banyak diidap oleh wanita di Indonesia. Di balik itu, pemberian vaksin kanker serviks menjadi salah satu upaya pencegahan yang dinilai cukup efektif.
Menurut Global Burden of Cancer Study (Globocan), ada kurang lebih 36.000 kasus kanker serviks terjadi pada tahun 2020 di Indonesia. Karena itu, para wanita disarankan untuk secepat mungkin mendapatkan vaksin kanker serviks. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine (HPV) Tahun 2022-2024, program introduksi imunisasi HPV dilakukan di seluruh kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada tahun 2024, dengan target sasaran anak perempuan usia sekolah dasar atau yang sederajat.
Dapatkan informasi lebih lanjut mengenai tanda awal kanker serviks dan cara mencegahnya pada artikel berikut “Waspadai Tanda Awal Kanker Serviks dan Cara Mencegahnya“.
Pengertian Vaksin untuk Kanker Serviks
Kanker serviks adalah jenis kanker yang menyerang serviks (bagian leher rahim pada wanita), yang biasanya disebabkan oleh HPV (human papillomavirus). Sedangkan HPV sendiri adalah virus yang ditularkan lewat hubungan seksual tidak sehat, seperti tidak menggunakan kondom atau suka berganti-ganti pasangan.
HPV bisa menjadi penyebab kutil kelamin, sejumlah jenis kanker pada bagian amandel, belakang tenggorokan, dan pangkal lidah, serta kanker pada organ kelamin seperti vagina, serviks, anus, vulva, dan penis.
Nah, vaksin kanker serviks adalah jenis vaksin yang bisa mencegah seseoang tertular HPV, yang berarti juga dapat mencegah terkena kanker serviks.
Jenis-Jenis Vaksin untuk Kanker Serviks
HPV ada banyak jenisnya, dan beberapa di antaranya merupakan penyebab kanker serviks, seperti HPV tipe 16 dan 18. Karena itu, vaksin untuk penyakit ini juga tersedia dalam banyak jenis sesuai dengan jumlah varian dari HPV. Beberapa jenis vaksin untuk kanker serviks adalah berikut ini:
- Vaksin Cervarix
Vaksin jenis ini khusus diberikan kepada wanita dan bisa mulai diberikan sejak usia 9 tahun hingga 25 tahun. Jenis HPV yang bisa dicegah dengan vaksin Cervarix adalah HPV high risk, HPV-16 dan HPV-18.
- Vaksin Gardasil
Selain sebagai salah satu penangkal untuk kanker serviks, vaksin Gardasil juga bisa mencegah kanker anus, vagina dan vulva.
Jenis HPV yang dapat dicegah oleh vaksin ini adalah HPV high risk, HPV-16 dan HPV-18 yang menjadi penyebab utama kanker leher rahim. Selain itu, vaksin ini juga mencegah HPV low risk, HPV-6 dan HPV-11 yang bisa menyebabkan penyakit kutil kelamin. Vaksin Gardasil dapat diberikan kepada wanita dan pria sejak usia 9 – 25 tahun. Pada dewasa usia 26 – 45 tahun, dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum melakukan vaksinasi. Vaksin Gardasil kuadrivalen memiliki potensi untuk menawarkan perlindungan terhadap sekitar 70% kanker serviks.
- Vaksin Gardasil 9
Dibanding vaksin Gardasil, Gardasil 9 memiliki cakupan pencegahan infeksi yang lebih luas, yaitu HPV low risk, HPV-6, HPV-11, dan HPV high risk, HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-45, HPV-52, dan HPV-58. Semua HPV high risk, termasuk varian HPV yang bisa menyebabkan kanker leher rahim. Vaksin ini dapat diberikan kepada wanita dan pria pada rentang usia 9 – 25 tahun. Pada dewasa usia 26 – 45 tahun, dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum melakukan vaksinasi. Vaksin Gardasil nanovalen memiliki potensi untuk menawarkan perlindungan terhadap sekitar 90% kanker serviks.
Manfaat Vaksin Kanker Serviks
Vaksin kanker serviks bisa memberikan beberapa manfaat, yaitu:
- Mencegah penularan virus HPV, baik pada wanita maupun pria.
- Mencegah kanker serviks atau kanker di bagian lain yang disebabkan oleh virus HPV, sebagai akibat dari hubungan seksual tidak aman atau beresiko.
- Mencegah bayi dalam kandungan terkena kanker serviks yang diturunkan oleh sang ibu. Hal ini berlaku jika ibu positif menderita kanker serviks.
Usia Berapa Bisa Mendapatkan Vaksin dan Cara Mendapatkannya
Meskipun kanker serviks hanya menyerang wanita, namun vaksin untuk kanker serviks dapat diberikan juga kepada pria. Sebab vaksin ini bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah pria tertular HPV. Vaksin ini dapat diberikan sejak anak-anak, usia remaja, atau pun sudah dewasa. Berikut aturan pemberiannya:
- Anak-anak
Waktu paling tepat untuk mendapatkan vaksin HPV bukan saat sudah remaja atau dewasa namun saat masih anak-anak, atau ketika seseorang belum aktif secara seksual. Hal ini dikarenakan semakin dini vaksin diberikan, maka resiko untuk terpapar virus HPV juga akan semakin rendah.
Menurut dokter ahli, vaksin HPV paling tepat diberikan saat anak perempuan dan laki-laki berusia 9-14 tahun. Vaksin ini perlu disuntikkan dua kali agar lebih efektif, dengan jarak pemberian 6- 12 bulan antara vaksin pertama dan kedua.
- Remaja
Jika saat anak-anak belum pernah mendapatkan vaksin kanker serviks, atau sudah pernah mendapatkannya tapi belum lengkap (misalnya baru 1 kali), maka vaksin kedua bisa diberikan saat sudah remaja atau dewasa dan belum aktif secara seksual. Vaksin ini disarankan diberikan saat usia 15 tahun hingga 26 tahun.
- Dewasa
Vaksin ini juga bisa diberikan pada orang dewasa dengan rentang usia 27-45 tahun tapi sebelumnya perlu berkonsultasi dulu kepada dokter.
Dosis vaksin pada remaja dan dewasa lebih banyak dibanding anak-anak, yaitu 3 kali. Adapun jarak dari vaksin pertama ke vaksin kedua adalah 1-2 bulan, lalu untuk vaksin ketiga biasanya sekitar 6 bulan setelah vaksin kedua.
Pemerintah Indonesia memberikan vaksin HPV gratis untuk anak SD kelas 5 dan 6 lewat program imunisasi sekolah. Sedangkan untuk remaja dan dewasa bisa memperolehnya secara berbayar di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Efek Samping Vaksin
Sama seperti berbagai jenis vaksin, vaksin untuk kanker serviks juga memiliki sejumlah efek samping namun tergolong ringan dan hanya sementara. Sejumlah efek samping tersebut adalah:
- Rasa nyeri pada sendi.
- Bengkak dan/atau disertai kemerahan pada area bekas suntik
- Sakit kepala.
- Mengalami demam dan mual.
- Rasa sakit pada kaki atau tangan, dan ada juga yang hanya di sekitar lengan.
- Pada kasus tertentu, ada yang muncul ruam dan rasa gatal terutama di sekitar area yang disuntik.
- Meski jarang terjadi, pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu vaksin ini dapat memicu reaksi alergi anafilaksis atau alergi parah yang umumnya ditandai dengan sesak napas.
Prosedur Vaksin Kanker Serviks
Berikut adalah prosedur yang dilakukan saat vaksin kanker serviks dijalankan:
- Sebelum vaksin diberikan, dokter atau petugas medis akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada calon penerima vaksin, seperti riwayat kesehatan, riwayat alergi, aktivitas seksual, dan gaya hidup. Kemudian, dokter akan memberikan penjelasan mengenai manfaat dan efek samping dari pemberian vaksin.
- Jika sebelumnya Anda sudah pernah mendapatkan vaksin ini, maka dokter juga akan menanyakan kapan vaksin tersebut diterima dan apakah ada reaksi alergi atau efek samping yang tidak biasa setelah mendapatkan vaksin.
- Setelah semua pertanyaan terjawab, vaksin akan dimasukkan ke dalam tubuh lewat otot (injeksi intramuskuler), yang biasanya lokasi penyuntikan ada di lengan atas bagian luar dan bisa juga di bagian paha atas.
- Area yang akan disuntik akan dibersihkan dulu dengan kapas yang sudah dibasahi alkohol.
- Kemudian, area yang akan disuntik akan dijepit dengan kedua jari, kemudian jarum suntik dimasukkan ke dalam otot lewat permukaan kulit dan untuk memasukkan vaksin. Dosis vaksin dalam 1 kali suntik adalah 0,5 ml.
- Setelah jarum dikeluarkan dari permukaan kulit, biasanya dokter akan memberikan kain kasa kecil yang sudah dibasahi alkohol pada area bekas suntikan untuk mencegah darah mengalir keluar.
Vaksin HPV atau kanker serviks akan lebih efektif dalam mencegah kanker serviks jika dilakukan bersamaan dengan gaya hidup sehat: menghindari rokok, berhubungan seks secara aman dengan kondom atau tidak berganti-ganti pasangan, dan rutin melakukan skrining lesi pra kanker seperti pap smear untuk memantau kondisi sel-sel pada leher rahim.
Jadi, apakah vaksin kanker serviks wajib? Jawabannya adalah tidak namun sangat dianjurkan, dan sebaiknya didapat sejak usia anak-anak karena peluang untuk terhindar dari HPV dan kanker serviks lebih besar.
Baca Juga: Apa itu Pap Smear? Manfaat, Persiapan hingga Prosedur
Dimana Melakukan Pap Smear dan Vaksinasi di Bali?
Selain vaksinasi, Anda juga bisa mencegah kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan pap smear atau tes IVA secara rutin. Karena dengan pemeriksaan rutin, maka penyakit ini dapat ditangani lebih awal, dan kemungkinan pengobatannya berhasil lebih besar.
Jika Anda sedang berada di Bali dan ingin melakukan pap smear atau vaksinasi HPV, Anda dapat mengunjungi Bunda Hospital Denpasar. Bunda Hospital Denpasar atau RSIA Bunda Denpasar adalah rumah sakit yang memberikan layanan women’s health screening dan vaksinasi terbaik di Denpasar, Bali. Hubungi Tim RSIA Bunda Denpasar untuk informasi lebih lanjut.
Telah ditinjau oleh: dr. Arresta Vitasatria Suastika, Sp.OG
Terakhir diperbarui pada 2 Mei 2023