Sudah banyak dokter dan ahli medis yang menyarankan para wanita untuk melakukan pemeriksaan IVA. Pemeriksaan medis ini erat kaitannya dengan penyakit ganas dan mematikan yakni kanker leher rahim (serviks). Di Indonesia kanker serviks menempati peringkat kedua sebagai penyakit paling mematikan.
Label kanker pada penyakit ini mungkin membuat sebagian orang mengira bahwa kanker serviks sulit diobati dan dicegah. Padahal, deteksi dini seperti tes IVA bisa membuat penderita kanker serviks mendapat penanganan lebih cepat dan membuat peluang untuk sembuh jadi lebih besar.
Apa itu Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat)?
Secara sederhana, Inspeksi Visual Asetat atau IVA adalah pemeriksaan atau tes yang dilakukan oleh petugas medis profesional dengan cara mengoleskan cairan tertentu ke bagian leher rahim (serviks) yang letaknya ada di antara rahim dan vagina. Pemeriksaan ini merupakan alternatif dari pap smear dalam mendeteksi adanya sel kanker serviks.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai gejala awal kanker serviks, cek artikel berikut “Waspadai Tanda Awal Kanker Serviks dan Cara Mencegahnya“.
Tujuan & Manfaat Pemeriksaan IVA
Tes IVA bertujuan untuk mengetahui kondisi sel-sel di bagian serviks wanita. Hal ini untuk memastikan sel tersebut normal atau ada sel-sel abnormal yang kemungkinan dapat berkembang dan tumbuh menjadi sel kanker. Sejumlah manfaat yang didapat dari tes ini adalah:
- Memastikan kondisi kesehatan seorang wanita terutama di bagian leher rahimnya.
- Lebih siap untuk hamil tanpa resiko bahaya pada janin dan/atau sang ibu.
- Hasil dari tes IVA dapat membantu menentukan langkah selanjutnya. Jika hasilnya negatif maka perlu dilakukan pencegahan, dan jika hasilnya positif maka perlu diobati dengan segera.
- Tes IVA dan jenis tes deteksi sel kanker serviks lainnya, telah terbukti efektif dalam mengurangi angka kematian.
- Jika hasil tes adalah positif dan penderita memperoleh pengobatan sedini mungkin, maka peluang untuk sembuh lebih besar.
- Tes ini dapat mencegah penyakit genetik yang diturunkan dari sang ibu kepada bayi yang dikandung. Maka dari itu, wanita yang akan melakukan program hamil sangat disarankan untuk melakukan tes IVA.
Jika seorang ibu terkena kanker serviks dan hamil, maka ada sejumlah resiko yang harus ditanggung adalah sebagai berikut:
- Kemungkinan janin mengalami keguguran.
- Tumbuh kembang janin di dalam rahim tidak maksimal atau sempurna, sehingga meningkatkan kemungkinan cacat lahir.
- Bayi lahir secara prematur.
- Menyebabkan masalah pada proses persalinan normal.
- Bayi positif kanker.
Apa Perbedaan Tes IVA dan Pap Smear?
Meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendeteksi kanker serviks, namun keduanya punya perbedaan sebagai berikut:
- Metode
Pada pemeriksaan pap smear, dokter akan mengambil sampel jaringan dari bagian leher rahim. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan apakah pada sampel tersebut ditemukan sel yang kemungkinan dapat berubah menjadi kanker serviks atau tidak.
Sementara pada pemeriksaan IVA, petugas medis akan mengoleskan cairan asetat ke bagian serviks. Pengolesan ini bertujuan untuk melihat koagulasi (proses peralihan dari bentuk cair ke padat) pada protein yang terjadi di permukaan leher rahim. Setelah 1 menit, petugas akan memeriksa reaksinya.
- Kecepatan Hasil
Hasil tes IVA bisa diketahui segera setelah petugas medis melakukan pemeriksaan. Bahkan petugas bisa melihat hasil tes secara kasat mata, namun perlu bantuan pencahayaan khusus di dalam ruang pemeriksaan.
Sedangkan pada pap smear, hasilnya tidak bisa diketahui secara instan atau di hari yang sama saat melakukan pemeriksaan. Biasanya, hasil tes akan keluar setelah 1-3 minggu dari hari pemeriksaan.
- Biaya Pemeriksaan
Dibanding pap smear, tes IVA memiliki biaya yang cenderung lebih murah. Namun untuk harga pastinya tergantung pada masing-masing rumah sakit atau laboratorium yang menyediakan.
- Frekuensi Pengulangan
Tes pap smear perlu dilakukan secara rutin sejak seorang wanita aktif melakukan hubungan seksual, atau pada rentang usia 21 – 65 tahun. Frekuensi pengulangan tes ini adalah tiga tahun sekali untuk usia 21 – 65 tahun, dan lima tahun sekali untuk usia 30 – 65 tahun, jika dilakukan bersamaan dengan pemeriksan HPV DNA. Namun, pap test bisa diulang lebih sering sesuai saran dokter.
Untuk pemeriksaan IVA, frekuensi pengulangan tes juga sama, yaitu sekali dalam 3-5 tahun. Hal ini berlaku jika hasil tes Anda negatif.
- Keakuratan Hasil
Sensitivitas IVA ditemukan sebesar 89% (dibandingkan Pap smear, sebesar 52%). Sedangkan spesifisitas IVA adalah 87% (dibandingkan Pap smear, sebesar 95%). Dengan demikian, IVA menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pap smear, sedangkan IVA memiliki spesifisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan Pap smear. Spesifisitas IVA yang lebih rendah disebabkan tingginya insiden yang diduga positif, yang mungkin merupakan suatu proses peradangan, metaplasia imatur, atau infeksi HPV laten. Jika dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi, tingkat akurasi IVA adalah 87% sedangkan pap smear adalah 93%.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai Pap Smear, kunjungi artikel berikut “Apa itu Pap Smear? Manfaat, Persiapan hingga Prosedur“.
Persiapan & Syarat Pemeriksaan IVA
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, ada beberapa hal yang menjadi syarat dan perlu dipersiapkan, yaitu:
- Wanita yang aktif atau pernah berhubungan intim.
- Tes dilakukan saat tidak menstruasi dan minimal 1 hari setelah berhubungan seksual.
- Tes dilakukan saat sedang tidak hamil karena hasilnya akan sulit terbaca.
- Tes IVA bisa kembali dilakukan setelah 12 minggu pasca persalinan.
Prosedur Pemeriksaan IVA
Berikut adalah prosedur yang umumnya dilakukan saat pemeriksaan IVA dijalankan:
- Petugas medis akan meminta Anda untuk berbaring dengan posisi kedua lutut ditekuk dan paha terbuka (litotomi).
- Spekulum akan dimasukkan ke dalam vagina guna menahan mulut vagian tetap terbuka dan bagian leher rahim bisa terlihat.
- Gumpalan kapas yang bertangkai atau mirip seperti cotton bud akan dicelupkan ke cairan asetat 3-5%.
- Kemudian secara perlahan kapas akan dioleskan ke permukaan jaringan pada leher rahim. Pengolesan ini bertujuan untuk melihat koagulasi (proses peralihan dari bentuk cair ke padat) pada protein yang terjadi di permukaan leher rahim.
- Setelah sekitar 1 menit, petugas medis akan menilai reaksi yang muncul. Reaksi yang diamati adalah munculnya bercak putih (acetowhite) dan bercak padat di bagian leher rahim.
Apakah Sakit?
Pada sebagian besar kasus, tes IVA tidak menimbulkan rasa sakit jika sudah sesuai dengan syarat di atas. Prosesnya juga sebentar sekitar 10 menit. Namun, jika rasa sakit muncul hingga lebih dari 2 hari, periksakanlah diri Anda ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Membaca Hasil Pemeriksaan IVA
Tes IVA yang dilakukan pada leher rahim yang dalam kondisi sehat atau tidak bermasalah akan menunjukkan hasil bersih tanpa adanya bercak putih. Hal ini karena kandungan protein pada permukaan leher rahim yang sehat sangatlah rendah.
Jika kondisi leher rahim tidak normal, maka setelah dioleskan cairan akan muncul bercak-bercak putih yang jumlahnya bisa sedikit atau banyak. Bercak putih ini bisa menjadi indikasi pra-kanker serviks. Semakin banyak dan semakin padat bercak putih, maka semakin tinggi derajat dari pra-kanker yang diderita.
Berikut rangkuman hasil dari pemeriksaan IVA:
- Negatif: Hasil tes menunjukkan tidak adanya acetowhite (bercak putih), dan jika pun ada maka bentuknya tidak terlalu padat alias tipis. Selain itu, batas area juga tidak cukup jelas.
- Positif: Hasil tes ini menandakan bahwa area leher rahim menampilkan acetowhite yang buram.
- Dugaan kanker: Pada area leher rahim ditemukan luka atau sel-sel abnormal yang sedang tumbuh. Biasanya, acetowhite tidak begitu terlihat karena tertutup oleh pendarahan. Sebaiknya dilakukan konfirmasi dengan biopsi.
Lakukan Pemeriksaan Kanker Serviks secara Rutin
Kanker serviks tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga sering disalahartikan sebagai gejala penyakit umum. Oleh karenanya, pemeriksaan IVA dan pap smear secara rutin sangat penting untuk dilakukan oleh wanita karena bisa mendeteksi kanker serviks sejak dini. Anda juga bisa menambahkan vaksinasi HPV untuk mencegah penyakit ini.
Jika Anda ingin melakukan pemeriksaan kanker serviks secara rutin di Denpasar, Anda bisa mengunjungi Bunda Hospital Denpasar. Rumah sakit kami memiliki fasilitas modern yang siap untuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan wanita, persalinan, 24/7 emergency service, telekonsultasi, home care dan berbagai layanan kesehatan lainnya.
Dapatkan berbagai paket menarik untuk pemeriksaan kesehatan wanita dari Bunda Hospital Denpasar. Hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut.
Telah ditinjau oleh: dr. Arresta Vitasatria Suastika, Sp.OG
Terakhir diperbarui pada 10 Mei 2023