Pemeriksaan HPV DNA: Perlukah untuk Deteksi Kanker Serviks?

11 Apr
Pemeriksaan HPV DNA

Aktivitas seksual termasuk kebutuhan biologis setiap manusia, namun jika dilakukan dengan cara tidak sehat seperti berganti-ganti pasangan, maka Anda berisiko untuk tertular HPV yang merupakan virus penyebab kanker serviks. Pemeriksaan HPV DNA merupakan salah satu satu bentuk pencegahan HPV.

Semakin cepat HPV terdeteksi, maka semakin mudah pengobatannya dan peluang untuk sembuh juga semakin besar. Selain HPV DNA, ada juga pemeriksaan lain yang bisa mendeteksi HPV dan sel-sel penyebab kanker serviks, yaitu pap smear/pap test.

Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai cara mencegah kanker serviks sejak dini, kunjungi artikel berikut “Waspadai Tanda Awal Kanker Serviks dan Cara Mencegahnya“.

Pengertian HPV DNA

Pemeriksaan HPV DNA adalah suatu pemeriksaan medis berupa screening pada area organ intim wanita yang dilakukan untuk mendeteksi keberadan HPV. HPV sendiri merupakan virus yang menginfeksi organ intim yang bisa terjadi pada pria ataupun wanita. Namun untuk tes HPV DNA, sejauh ini hanya tersedia untuk wanita saja.

HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, tumbuhnya sel-sel abnormal, dan bahkan memicu pertumbuhan sel kanker pada area leher rahim wanita yang disebut juga dengan serviks.

Berikut tiga kategori orang yang sangat disarankan untuk melakukan tes HPV DNA menurut para dokter:

  • Wanita yang sudah melakukan pap smear dan hasilnya adalah positif/tidak normal.
  • Berusia lebih dari 30 tahun atau berusia di bawah 30 tahun tapi sudah aktif secara seksual.
  • Memiliki risiko terkena HPV karena hubungan seks tidak sehat seperti tanpa kondom dan berganti-ganti pasangan.

Tujuan HPV DNA

Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan utama HPV DNA adalah mendeteksi virus HPV dan mendeteksi kanker serviks sejak dini. Meskipun tes ini dapat memberikan informasi mengenai adanya infeksi HPV, tapi tidak berarti orang yang terinfeksi pasti menderita kanker.

Hal ini dikarenakan ada banyak jenis HPV dan tidak semuanya dapat memicu kanker. Jika tipe HPV yang ditemukan pada tubuh seseorang adalah tipe high risk, misal 16 dan 18, maka kemungkinan akan dapat menyebabkan kanker.

Apa Beda Pap Smear dan HPV DNA?

Perbedaan utama dari kedua jenis pemeriksaan ini adalah pada hasil pemeriksaan. Pada pap smear, hasilnya adalah memberikan gambaran mengenai ada atau tidaknya kelainan sel-sel di bagian serviks.

Sementara pada HPV DNA, hasil tes menggambarkan tentang materi genetik virus pada bagian serviks meskipun sel-sel pada bagian ini belum mengalami perubahan yang menonjol.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pap smear, cek artikel berikut ini “Apa itu Pap Smear? Manfaat, Persiapan hingga Prosedur“.

Persiapan Sebelum Pemeriksaan

Tes HPV DNA dapat dilakukan secara tunggal/sendiri dan bisa juga dikombinasikan dengan pap smear.

Jika dilakukan secara bersamaan, maka berikut sejumlah persiapan yang perlu dilakukan agar hasil tes bisa lebih akurat:

  • Jangan melakukan douching, yaitu pembersihan mendalam pada area vagina bagian dalam, baik dengan air, obat, sabun, salep, krim, atau jenis pembersih apapun.
  • Hindari penggunaan tampon saat melakukan tes.
  • Jangan gunakan obat-obatan untuk area vagina minimal 2 hari sebelum tes.
  • Pastikan Anda tidak sedang haid saat akan menjalani tes.
  • Hindari melakukan hubungan seksual dua hari sebelum melakukan tes.
  • Sebelum masuk ke ruang tes, disarankan untuk buang air kecil terlebih dahulu agar kandung kemih sehingga tes bisa berjalan lancar dan selain itu juga membuat Anda lebih nyaman.

Prosedur HPV DNA & Berapa Lama Hasil Tes Keluar

Proses HPV-DNA test berlangsung singkat kurang dari 10 menit dan tanpa bius karena umumnya tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebih.

Tes ini bisa dikombinasikan dengan pap smear dengan langkah-langkah penanganan sebagai berikut:

  1. Setelah masuk ke dalam ruang tes, dokter biasanya akan meminta Anda untuk melepas pakaian yang menutupi area pinggang ke bawah.
  2. Anda akan diminta untuk berbaring di atas tempat pemeriksaan dengan posisi kaki terbuka dan lutut ditekuk. Atau bisa juga kaki diletakkan pada sanggurdi (penyangga kaki).
  3. Biasanya dokter akan memberikan selembar kain untuk menutupi area tubuh yang terbuka sehingga Anda bisa sedikit lebih nyaman.
  4. Selanjutnya sebuah alat khusus bernama spekulum akan dimasukkan ke dalam vagina. Fungsinya adalah membuka jalan ke bagian dalam vagina dan agar bagian leher rahim bisa terlihat dari luar. Tetaplah rileks dan tenang agar tidak menimbulkan rasa sakit.
  5. Kemudian, dokter akan menggunakan sikat lembut/spatula/alat pengikis datar untuk mengambil sampel jaringan yang ada di leher rahim. Proses ini tidak menyakitkan bahkan seringkali pasien tidak sadar bahwa sampel sudah diambil.
  6. Sampel akan dimasukkan ke sebuah wadah khusus dan akan diperiksa di laboratorium.

Setelah prosesnya selesai, Anda hanya perlu menunggu hasilnya. Hasil tes tidak akan keluar di hari yang sama. Biasanya butuh sekitar 1-2 minggu setelah melakukan tes hingga hasilnya keluar.

Cara Membaca Hasil HPV DNA

Tidaklah sulit untuk membaca hasil tes HPV DNA ini karena hanya ada dua kemungkinan yaitu negatif dan positif.

Hasil tes negatif menandakan Anda tidak memiliki jenis HPV yang berkaitan dengan kanker. Namun jika hasil pemeriksaan HPV DNA positif, maka menandakan bahwa ada jenis HPV yang berisiko tinggi menjadi sel kanker serviks atau jenis kanker lain.

Sebagai tambahan informasi, ada sekitar 14 jenis HPV high risk termasuk HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, dan 68.

Dua di antaranya, HPV16 dan HPV18, bertanggung jawab untuk sebagian besar kanker yang terkait dengan HPV. Sedangkan beberapa jenis HPV low risk, seperti HPV 6 dan 11, dapat menyebabkan kutil pada atau di sekitar alat kelamin, anus, mulut, atau tenggorokan.

Jika pasien mendapat hasil tes positif, maka dokter akan memberi penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang perlu dilakukan oleh pasien, termasuk rutin melakukan pemeriksaan atau menjalani tes lebih lanjut agar perkembangan sel-sel abnormal dapat dipantau.

Beberapa jenis pemeriksaan tersebut adalah berikut:

  • Kolposkopi: Sebuah pemeriksaan bagian serviks secara lebih dekat dengan alat yang mirip lensa pembesar.
  • Biopsi: Pengambilan kembali sampel sel-sel kanker serviks untuk diperiksa secara detail di bawah mikroskop.
  • Pengangkatan jaringan serviks abnormal untuk mencegah perkembangan atau pertumbuhan sel yang bisa menjadi kanker.

Efek Samping yang Ditimbulkan

Sebenarnya tidak ada efek samping yang serius dari tes HPV DNA, jadi Anda bisa langsung beraktivitas seperti biasa pasca pemeriksaan. Namun pada kondisi tertentu, pemeriksaan ini juga bisa memberikan efek samping seperti berikut:

  • Pendarahan ringan yang bisa berlangsung 1-2 hari.
  • Rasa nyeri/sakit di perut bawah yang mirip seperti nyeri haid.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan gejala awal kanker, cek artikel berikut “Vaksin Kanker Serviks, Apakah Perlu sejak Dini dan Wajib?“.

Lakukan Pencegahan Kanker Serviks Sejak Dini

Jadi, perlukah pemeriksaan HPV DNA untuk deteksi kanker serviks? Jawabannya adalah “perlu”. Pemeriksaan HPV DNA sangat dibutuhkan oleh setiap wanita terutama untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker didalam tubuh. Karena jika ada, maka perlu dilakukan penanganan sedini mungkin agar tingkat keberhasilan pengobatannya tinggi.

Selain HPV DNA, Anda juga bisa melakukan tindakan pencegahan lain yang dikhususkan untuk kanker serviks, seperti pap smear dan vaksinasi HPV. Bunda Hospital Denpasar atau RSIA Bunda Denpasar menyediakan berbagai layanan khusus wanita, emergency service, maupun layanan kesehatan umum lainnya.

Cek informasi lebih lanjut mengenai layanan dan paket dari Bunda Hospital Denpasar di sini.

Telah ditinjau oleh: dr. Arresta Vitasatria Suastika, Sp.OG
Terakhir diperbarui pada 10 Mei 2022

Share:

Jl. Gatot Subroto Barat No. 455x

Denpasar, Bali – 80117

(0361)209311

Call Us

Whatsapp

+628 1835 6455

Reservation

onebunda.com