Aktivitas seks bebas memiliki banyak risiko yang mengintai, seperti penyakit seks menular atau Sexually Transmitted Diseases (STD) yang bahkan dapat berujung pada kematian. Untuk mengurangi risiko penularannya, ilmu kedokteran mengembangkan tes STD.
STD lebih dikenal dengan penyakit seksual menular yang bisa menjangkit karena adanya kontak langsung dengan pengidap. Terutama penularan yang melalui cairan tubuh penderita.
Karenanya, jenis penyakit ini kerap kali terjadi karena aktivitas hubungan intim yang sering berganti pasangan dan tidak menggunakan alat pengaman. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan organ reproduksi wanita, cek artikel berikut “Pemeriksaan HPV DNA: Perlukah untuk Deteksi Kanker Serviks?”
Pengertian STD (Sexually Transmitted Disease)
STD atau Sexually Transmitted Diseases adalah penyakit menular yang terjadi akibat kontak langsung dengan penderita melalui cairan ketika berhubungan seksual. Penyebabnya bisa karena infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Pada umumnya, jenis penyakit ini menular karena hubungan intim melalui dubur dan vagina. Meskipun demikian, STD juga bisa menjangkit penderita ketika melakukan aktivitas seksual dari mulut ke mulut.
Selain dari kontak fisik, STD juga dapat menular dari jarum suntik dan transfusi darah dari penderita. Pada intinya, jenis penyakit ini menular melalui cairan yang dikeluarkan penderita.
Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (STD) Beserta Gejalanya
STD dibagi menjadi beberapa jenis dengan gejala yang juga beragam. Berikut adalah penjelasannya.
1. HIV
Salah satu tes STD yang umum ditemui adalah infeksi HIV. Penyakit ini terjadi karena infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mengakibatkan sistem kekebalan tubuh penderitanya melemah secara signifikan.
Gejala HIV sendiri diantaranya meliputi berat badan turun drastis, infeksi jamur, nyeri sendi dan otot, dan diare kronis. Tidak hanya itu, kondisi ini juga diperparah dengan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang ada di selangkangan, leher, dan ketiak.
2. Hepatitis B dan C
Sesuai dengan namanya, penyakit seksual menular ini terjadi karena infeksi virus hepatitis. Virus terdapat pada cairan tubuh penderitanya, misalnya di air liur, darah, dan cairan yang keluar ketika berhubungan seksual.
Apabila virus hepatitis B dan C aktif, maka penularannya sangat rentan terjadi terutama ketika penderita hepatitis melakukan aktivitas hubungan intim. Baik hepatitis B maupun C bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan salah satunya adalah gangguan hati kronis.
Adapun beberapa gejala umum jenis STD ini adalah demam, berat badan turun drastis, muntah, mual, nyeri perut, kulit dan bola mata bagian putih menguning. Gejala kronis lanjutan STD ini meliputi warna feses pucat dan warna urine terlihat gelap.
3. Sifilis
Penyakit ini lebih dikenal secara umum dengan sebutan raja singa. Pada dasarnya, penyakit ini ditandai dengan luka di sekitar alat kelamin, dubur, dan mulut.
Pada awalnya, luka tersebut memang tidak menimbulkan rasa sakit oleh penderitanya. Seiring berjalannya waktu, rasa nyeri mulai menyebar. Hal ini membuat penyakit sifilis kerap kali tidak terdeteksi di awal fase infeksi oleh penderitanya sehingga semakin parah.
4. Gonore
Tes STD dibutuhkan apabila seseorang memiliki gejala gonore. Pada dasarnya, penyakit ini termasuk menular secara seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit ini bisa semakin parah jika tidak segera ditangani karena gonore bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi, mulai dari epididimitis pada pria dan radang panggul.
Gejala penyakit menular seksual ini juga menimbulkan keputihan tidak normal pada wanita, rasa nyeri yang seperti terbakar ketika buang air kecil, keluarnya cairan kekuningan pada vagina atau penis, dan gatal di area dubur.
5. Klamidia
Penyakit STD berikutnya yang penting dipahami adalah klamidia akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Beberapa gejala yang harus diwaspadai adalah nyeri perut bagian bawah, pendarahan organ reproduksi, iritasi pada dubur, dan rasa nyeri yang timbul ketika buang air kecil
6. HPV
HPV terjadi karena infeksi Human Papillomavirus yang ditandai dengan munculnya kutil di permukaan kulit. Kutil dapat muncul pada lengan, wajah, alat kelamin, dan telapak kaki.
Tidak hanya itu, jenis virus ini juga menjadi salah satu penyebab utama kanker serviks yang diderita wanita.
Jenis-Jenis Metode Tes STD
Penyakit menular seksual bisa terdeteksi dengan serangkaian tes laboratorium di rumah sakit atau tempat lainnya yang memadai. Penting untuk mengetahui berbagai macam metode yang bisa dilakukan untuk memeriksa adanya penyakit menular seksual. Berikut penjelasannya.
Tes Darah
Beberapa penyakit STD yang bisa didiagnosis melalui tes darah adalah raja singa, HIV, dan herpes. Selama menguji sampel darah, dokter akan mengambilnya di bagian vena lengan lalu dikumpulkan dalam vial.
Tes Urin
Tes STD juga bisa dilakukan melalui urin, terutama untuk penyakit menular seperti gonore dan trikomoniasis. Biasanya urin steril akan dikumpulkan dalam gelas khusus untuk diteliti di laboratorium dengan lebih lanjut.
Tes Swab
Pemeriksaan penyakit menular seksual ternyata juga bisa melalui tes swab, terutama untuk penyakit Human Papillomavirus (HPV). Metode ini juga cukup akurat untuk mengetahui adanya penyakit herpes, klamidia, dan gonore.
Orang-Orang yang Harus Melakukan Tes STD
Hal yang perlu diingat adalah penyakit STD tidak selalu menimbulkan gejala. Tak heran jika kemungkinan infeksi tetap bisa terjadi, bahkan semakin parah.
Pada dasarnya, semua orang yang aktif secara seksual berpotensi terkena salah satu atau beberapa penyakit STD. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa ciri individu yang sebaiknya melakukan tes STD.
- Pria maupun wanita yang aktif berhubungan seksual tanpa terikat pernikahan monogami dan tanpa pengaman.
- Wanita yang aktif secara seksual dan usianya di bawah 25 tahun.
- Wanita hamil karena untuk mendeteksi penyakit hepatitis B, klamidia, sifilis, dan HIV.
- Pria yang aktif berhubungan dengan sesama pria.
- Seseorang yang mengidap HIV karena berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual lainnya.
- Pengguna obat suntik dan yang rutin melakukan transfusi darah.
Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual
Salah satu cara terbaik menghindari STD adalah dengan mencegah penularannya. Agar terhindar dari penyakit seksual menular, berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan.
- Setia dengan satu pasangan.
- Menghindari seks bebas dan hanya melakukannya bersama yang siap dengan berbagai risiko penyakit seksual.
- Menggunakan kondom.
- Tidak berhubungan seksual dengan orang yang positif terinfeksi STD.
- Melakukan sunat pada laki-laki.
- Melindungi diri dari STD dengan vaksin.
- Melakukan transfusi darah dengan pihak yang profesional dan terpercaya.
- Menghindari penggunaan jarum lebih dari sekali atau jarum bekas.
Dengan memahami tes STD beserta jenis-jenis penyakitnya, hal ini akan menumbuhkan sikap lebih hati-hati dalam berhubungan. Jika Anda memiliki gaya hidup yang melibatkan hubungan seks bebas, penggunaan jarum suntik bebas, ataupun perilaku yang serupa, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan organ reproduksi wanita, cek artikel berikut “Penyakit Menular Seksual: Pengertian, Pencegahan, Pengobatan”
Lakukan Pemeriksaan STD di Denpasar, Bali
Layanan tes STD telah disediakan di berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Namun jika Anda mencari pemeriksaan STD terbaik di Denpasar, Bali, Anda dapat mengunjungi RSIA Bunda Denpasar yang menyediakan paket lengkap dengan harga terbaik.
RSIA Bunda Denpasar juga memiliki fasilitas modern yang siap untuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan wanita, persalinan, 24/7 emergency service, telekonsultasi, home care, dan berbagai layanan kesehatan lainnya.
Dapatkan berbagai paket menarik untuk pemeriksaan kesehatan wanita dari Bunda Hospital Denpasar. Hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut.